- A. Nisnas dan Manusia Prasejarah berdasarkan teori Darwin dan hubungannya dengan islam
Cuplikan
catatan dari sumber literatur 4
Kisah
Nisnas
Sudah
adakah orang-orang terdahulu? - QS. 56:10 (Al Waaqi’ah),
Dan orang-orang terdahulu dari yang dahulu.
Kemanakah orang-orang terdahulu itu? - QS. 54:49 (Al Qamar),
Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan kadar.
QS. 54:51 (Al Qamar), Makhluk serupa manusia
Dan sungguh telah Kami binasakan orang-orang yang serupa dengan kamu, maka apakah orang mau mengambil pelajaran?
Dan orang-orang terdahulu dari yang dahulu.
Kemanakah orang-orang terdahulu itu? - QS. 54:49 (Al Qamar),
Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan kadar.
QS. 54:51 (Al Qamar), Makhluk serupa manusia
Dan sungguh telah Kami binasakan orang-orang yang serupa dengan kamu, maka apakah orang mau mengambil pelajaran?
Apakah
ayat-ayat ini bisa disimpulkan untuk bangsa Nisnas? Apakah bangsa Nisnas yang
awal berada di bumi adalah bangsa serupa manusia atau serupa jin?
Mungkin
akan terlintas dalam benak kita sebuah pertanyaan seperti: Mengapa iblis bisa
sampai berbaur dengan kelompok malaikat? Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa
dahulu, sejak tujuh ribu tahun sebelum diciptakannya manusia, ada dua rumpun
makhluk. Mereka adalah jin dan nisnas. Ketika Allah SWT ingin menciptakan
makhluk baru, Allah mengangkat tabir-tabir langit dan berfirman kepada para
malaikat, ”lihatlah para penghuni bumi dari kalangan makhluk-Ku; lihatlah jin
dan nisnas.”
Ketika para malaikat menyaksikan dosa-dosa yang tengah diperbuat jin dan nisnas, para malaikat pun terkejut dan menganggap mereka tak ubahnya seperti monster. Para malaikat berkata,”Wahai Tuhan Engkau Mahamulia lagi Mahakuasa. Mereka itu lemah, eksistensi mereka berlangsung dengan topangan rezeki dari-Mu, namun mereka durhaka kepada-Mu, dan Engkau tidak menghukum mereka. ”Allah SWT berkata, ”Aku akan menciptakan makhluk yang akan menggantikan mereka di muka bumi dan menampilkan dari keturunannya para nabi dan hamba salih maupun para imam yang lurus yang akan Aku tunjuk sebagai penerus di muka bumi. Akan Aku bersihkan bumi-Ku dari Nisnas dan akan Aku buang kau tiran dari kalangan jin yang durhaka, sedangkan (jin lainnnya) Ku-izinkan mereka untuk tinggal di udara dan di seluruh bumi, dan Aku ciptakan satu tabir yang memisahkan jin dan ciptaan-Ku.”1Kisah itu diriwayatkan oleh Ali bin Ibrahim (shahib Tafsir al-Qummi) yang sanadnya sampai pada Imam Baqir as menukil keterangan Amirul Mukminin. Kisah lengkapnya dapat anda baca di Konsep Tuhan, hal. 294 karya Yasin al-Jibouri
Dari beberapa riwayat dapat disimpulkan bahwa sepertinya iblis dahulu ditugaskan di bumi yang dihuni oleh jin dan nisnas itu. Kemudian sebagaimana yang dicatat oleh Sayid Ali bin Thawus, mengutip sebuah lembaran catatan Nabi Idris as bahwa iblis (yang pada saat itu mungkin masih dikenal dengan nama azazel), memohon kepada Allah agar diselamatkan dari mereka, mungkin karena dia sudah tidak tahan melihat kedurhakaan mereka itu dan meminta supaya dibolehkan berbaur dengan para malaikat. Allah pun mengabulkan permintaannya.
Berikut ini sebuah riwayat dari Ibn Abbas yang dapat memberikan sedikit lebih gambaran akan apa yang dikerjakan iblis sebelum dia durhaka dan menjadi pembangkang, “Yang terdahulu menghuni bumi adalah jin. Mereka menebarkan kerusakan di muka bumi, saling menumpahkan darah dan saling membunuh. Kemudian Allah mengutus iblis, disertai dengan sepasukan malaikat, untuk membinasakan mereka. Iblis dan para malaikat yang menyertainya berhasil menjalankan tugas. Para jin tersebut berhasil dibuang ke pulau-pulau di tengah lautan dan ke gunung-gunung. Kesuksesan ini membuat iblis jadi bangga diri dan angkuh. Iblis berkata,‘aku telah berhasil mengerjakan sesuatu yang belum pernah berhasil dilakukan oleh siapa pun.’ Allah menyadari perasaan iblis itu, namun para malaikat yang menyertainya tidak menyadari hal itu.
Dari jauh iblis sudah menampakkan rasa hasutnya, yaitu saat manusia masih dalam proses penciptaan. Sayidina Hasan meriwayatkan dari ayahnya Amirul Mukminin, beliau berkata,’Ketika Allah hendak menciptakan Adam, Ia memerintahkan JIbril supaya mengambil segenggam tanah dari sari bumi yang kemudian dicampur dengan air tawar dan air asin, lalu tersusunlah tabiat-tabiat (kecenderungan manusia), sebelum Dia meniupkan roh ke dalamnya. Jadi Adam diciptakan dari sari tanah dan ditempatkan (di langit) seperti gunung besar. Masa itu iblis masih menjadi penjaga langit kelima, dia masuk ke dalam mulut Adam, dan keluar dari anusnya, lalu dia pukul perut Adam sambil berkata,’untuk apa kamu diciptakan? Andaikan Dia memposisikanmu di atasku, maka aku takkan mematuhimu, adapun kalau Dia memposisikanmu di bawahku, maka aku akan membantumu.’ Tubuh Adam itu pun tinggal di surga selama seribu tahun sampai akhirnya ditiupkan roh ke dalamnya ’”.2
Riwayat serupa yaitu dari Rasulullah SAW saat beliau menjawab pertanyaan Abdullah bin Salam tentang bagaimana Allah menciptakan Adam. Beliau bersabda, “Kepala dan dahi Adam diciptakan dari tanah Ka’bah, dada dan punggungnya dari tanah Yerusalem, pahanya dari tanah Yaman, kakinya dari tanah Mesir dan tanah Hijaz, tangan kanannya dari timur bumi, dan tangan kirinya dari barat bumi. Kemudian Allah menempatkannya di pintu gerbang surga. Kapan pun sekelompok malaikat melewatinya, mereka terkagum dan terpesona melihat keindahan dan postur tubuhnya. Para malaikat itu belum pernah melihat sesuatu yang seperti itu atau bahkan sesuatu yang mendekati keindahannya. Ketika Iblis melewatinya, Iblis melihatnya. Dan Iblis bertanya,’Apa tujuan kamu diciptakan?’ Lalu Iblis memukulnya, namun Iblis menyaksikan bahwa itu berlubang. Maka Iblis masuk ke dalam masuk ke dalam lewat mulutnya, kemudian keluar lewat bagian lainnya. Lalu Iblis berkata kepada malaikat, ‘Ini adalah satu makhluk berlubang yang tak dapat berdiri, juga tak dapat mempertahankan keutuhannya.’ Kemidian Iblis bertanya kepada para malaikat, ’Misal saja sesuatu ini lebih dimuliakan ketimbang kalian, maka apa yang kalian lakukan? ’ Para malaikat berkata, ‘Kami akan menaati perintah Tuhan kami.’ Iblis pun kemudian berkata kepada diri sendiri, ‘Demi Allah! Jika sesuatu ini lebih dimuliakan daripada aku, aku akan menggugat dan menentangnya. Namun kalau aku lebih dimuliakan daripadanya, aku akan membinasakannya’”3
Catatan kecil :
1 Kisah itu diriwayatkan oleh Ali bin Ibrahim (shahib Tafsir
al-Qummi) yang sanadnya sampai pada Imam Baqir as menukil keterangan Amirul
Mukminin. Kisah lengkapnya dapat anda baca di Konsep Tuhan, hal. 294
karya Yasin al-Jibouri.
2 Bihar al-Anwar,
jil. 60. hal. 198.
3 Yasin Jibouri, Konsep Tuhan, hal. 300.
Cuplikan
catatan dari sumber literatur 5
Disebutkan
dalam Kitab-kitab bahwa ada orde Mahluk yang menghuni dan menguasai Bumi
sebelum Orde Manusia. Konon dikatakan bahwa mahluk tersebut adalah Bangsa Jin
dan Bangsa Nisnas. Bangsa Nisnas adalah makhluk hidup pertama di Bumi, mereka
hidup satu masa dengan Jin, merekapun hidup satu masa dengan Dinosaurus,
apabila anda sering baca-baca pasti anda bisa menemukan hal-hal yang ganjil
pada jaman Dinosaurus, hanya ada satu manuskrip di dunia yang sedikit mengupas
tentang hal ini, manuskrip ini sekarang tersimpan di suatu chapel di Swedia.
Bangsa
Nisnas adalah bangsa yang besar yang musnah jauh sebelum Nabi Adam A.S.
diturunkan ke Bumi. Bangsa Nisnas dipercaya hidup jauh di utara Bumi Dekat
dengan Kutub Utara. Salah satu kota tempat terdapatnya peninggalan Bangsa
Nisnas ini adalah Sbetzbergen, di kota inilah banyak terdapat peninggalan dari
bangsa yang telah musnah ini, seperti lukisan-lukisan manusia bersayap ataupun
mahluk setengah hewan. Mungkin pada jaman tersebut mahluk-mahluk setengah hewan
memang eksis di Bumi ini, bahkan mungkin setelah Bangsa ini musnah sisa-sisa
dari mereka yang bertahan dianggap dewa oleh orde manusia. Tak heran di
berbagai penjuru dunia kita dapat menemukan berbagai artefak atau lukisan manusia
setengah binatang bahkan di Indonesia sendiri terdapat artefak manusia setengah
binatang seperti manusia Garuda.
Di
salah satu candi di Jawa Tengah (berbentuk badan manusia dengan sayap dan
kepala burung), sama dengan di Mesir dalam lukisan di dalam Pyramid (berbadan
manusia berkepala burung). Atau mungkin mitologi dan legenda dahulunya adalah
memang kenyataan, seperti Mitologi yunani yang banyak menyebut dan
menggambarkan manusia setengah Hewan, atau legenda dari tanah Jawa yang
menceritakan manusia setengah hewan (badan manusia kepalanya Anjing yang lazim
di sebut Aul), hampir sama dengan Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuno.
Sbetzbergen
sendiri terletak dekat sekali dgn lingkar kutub, disana matahari hanya bersinar
sekitar setengah bulan saja dalam satu tahun, jadi selebihnya gelap gulita,
kegelapan tersebut hanya diterangi oleh Aurora Borealis. Banyak sekali
peninggalan masa lalu yang tidak terlacak disana. Peninggalan-peninggalan masa
lalu sebelum manusia menguasai Bumi. Konon dikisahkan bahwa Bangsa Nisnas ini
adalah bangsa yang sangat maju. Bangsa Nisnas ini di berikan kemampuan luar
biasa, akal dan pikiran mereka jauh melampaui manusia saat ini, satu kelebihan
mereka yang sangat luar biasa yaitu mereka mempunyai kemampuan telepati yang
sangat hebat, teknologi mereka sangat maju lebih dari teknologi pada saat ini,
mereka telah membangun kota-kota yang sangat mengah dengan segala teknologi
canggih dan tata kota yang sempurna.
Bangsa
Nisnas mempunyai postur yang jauh lebih tinggi dari Manusia saat ini, tak heran
kuil-kuil dan bangunan yang dibangun oleh mereka begitu besar dan megah. Ras
mereka dibagi menjadi beberapa, ada yang sangat mirip dengan manusia namun
memiliki sayap, ada yang berbadan manusia berkepala binatang ataupun
sebaliknya. Karena kecongkakan, ego dan nafsu, mereka saling berperang antar
sesamanya hingga akhirnya bangsa ini dihancurkan oleh Azazel (Azaziel) atas
Perintah-Nya, dikarenakan mereka telah lupa atas tugas yang telah diberikan
oleh-Nya, hampir semuanya musnah dalam pertempuran dengan pasukan langit yang
dipimpin Azazel (Azaziel) yang tersisa hanya sedikit dari mereka dan
peninggalan mereka, itupun hanya diketahui oleh manusia-manusia tertentu saja,
selain di Sbetzbergen peninggalan merekapun ada di Swedia dan suatu kawasan di Asia.
Dengan
kecongkakan, ego dan nafsu mereka terus berperang dengan sesamanya demi
memperebutkan wilayah dan kekuasaan, dengan kemampuan akal dan penguasaan
teknologi yang luar biasa maju mereka mampu menciptakan segala persenjataan yg
melampaui jamannya, mereka telah menciptakan apa yg kita sebut sebagai nuklir,
pesawat terbang dan teknik pengolahan dan peleburan logam yang nyaris sempurna
(teknik ini ternyata ditemukan kembali di Damascus yang terkenal dengan
pedang-pedangnya yang mempunyai ketajaman luar biasa tetapi sayangnya teknik
ini kembali musnah dan tidak ditemukan kembali), dengan kemampuan inilah mereka
berperang menindas sesamanya dimana yang lemah adalah mangsa bagi yang kuat,
bumi hancur lebur dibuatnya, mereka telah melupakan tugasnya sebagai khalifah
dimuka bumi ini, karena itulah Allah mengutus ribuan Malaikat yang dipimpin
oleh Azazel (Azaziel / sebelum dia diusir oleh-Nya, ret: yaitu iblis yang akan
diusir dari surga ) dan ribuan burung-burung neraka (phoenix), melihat
kedatangan para pasukan langit, mereka sangat panik, musnahlah segala
kesombongan akan pengetahuan dan teknologi yang mereka kuasai, yang ada
hanyalah rasa penyesalan atas perbuatan yang telah mereka lakukan, namun
terlambat, pasukan langit telah datang dan siap menghancurkan mereka, singkat
cerita mereka dimusnahkan dari muka bumi ini untuk digantikan oleh Khalifah
yang baru yaitu Adam A.S.
Namun
sebagian ada yang dapat Bertahan dan melarikan diri dari serangan tersebut dan
mereka pun menyebar untuk membentuk koloni dan membangun peradaban mereka
kembali. Sebagian dari mereka yang berwujud manusia setengah ikan melarikan
diri ke palung-palung laut yang paling dalam, mereka inilah yang sering kita
dengar sebagai putri/putra duyung mereka membangun peradaban mereka kembali di
bawah laut dengan kota-kota yang tidak kalah canggihnya dengan kota mereka yang
telah hancur sebelumya, sedangkan sebagian dari mereka yang bertubuh manusia
setengah binatang dan mereka yang mempunyai bentuk seperti manusia tetapi
memiliki sayap saling membantu untuk membangun peradaban baru, mereka berpencar
dan berjanji untuk saling membantu dalam membangun peradaban baru, mereka yang
mempunyai fisik mirip manusia dan bersayap membangun peradaban dan kota-kota
yang sangat megah sekali selama ratusan tahun yang kita kenal sebagai Atlantis.
Sedangkan
mereka yang berwujud manusia setengah binatang membangun apa yang kita sebut
sebagai Lemuria (Mu), dan terjadilah perkimpoian diantara mereka yang
melahirkan makhluk-makhluk jenius yang melampaui jamannya, mereka sudah dapat
melakukan perjalanan antar Galaxy, mereka juga telah mampu menciptakan
Satelit-satelit pengintai tetapi hanya satu yang tersisa hingga saat ini yang
kita kenal sebagai Bulan dan merekapun menciptakan berbagai macam alat-alat
perang yang sangat canggih, akan tetapi suasana damai tidak berlangsung lama,
mereka kembali pada tabiat dasar mereka yaitu ingin menguasai dan
menghancurkan, akhirnya terjadilah peperangan maha dahsyat yang melibatkan
persenjataan super canggih yang mereka miliki, maka kembali hancurlah peradaban
yang telah mereka bangun dengan susah payah karena ulah mereka sendiri.akhirnya
mereka selamat melarikan diri ke planet-planet yang jauh, tapi sesekali mereka
mengunjungi bumi tempat kelahiran mereka dahulu untuk menyebarkan pengetahuan
yang mereka kuasai. merekalah yang mengajarkan Bangsa Mesir tulisan Hieroglyph,
Pyramida, Ilmu-ilmu kedokteran. Mereka jugalah dalang dibalik perang
Mahabharata, Nazca Line, Peradaban Inca, Cristal Skull, Vimanas, mereka jualah
yang kini kini kita sebut sebgai UFO.
Pada
jaman dahulu mereka mendapat panggilan Dewa dengan kendaraan yang mengeluarkan
api /cahaya yang sangat terang yang sesungguhnya adalah kendaraan mereka.
Mustahil seorang manusia biasa dapat membangun sesuatu yang rumit dan kompleks
sama seperti pembangunan Pyramida atau Candi-candi, tidak mungkin manusia jaman
dulu dapat membangunya tanpa ada campur tangan dari suatu makhluk yang
mempunyai Itelegensia yang sangat tinggi, ini adalah salah satu contoh bahwa
mereka masih ada dan mereka ingin Diketahui. Sebenarnya sudah pernah ditemukan
dan sudah beberapa kali expedisi pergi untuk meneliti artefak-artefak
peninggalan bangsa ini, reruntuhan pernah ditemukan oleh beberapa peneliti dari
Swedia dan Norwegia, namun semakin mereka tahu semakin mereka bingung
dibuatnya, akhirnya mereka ragu untuk meneruskan penelitian dan riset mereka,
terlalu banyak hal-hal yang berbenturan dengan keyakinan karena semua yang
mereka teliti dapat mengacaukan semua keyakinan dan teori-teori yang ada. Oleh
karena itu mereka berpendapat lebih baik hal tersebut dibiarkan menjadi rahasia
hingga waktu menjawabnya.
Al
Qur'an Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah
bangsa Jin:
"Dan
Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Al
Hijr 15:27)
Menurut
syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi yang diturunkan dimuka
bumi sebagai Manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pengganti
/penerus) di muka bumi atau sebagai Makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk
lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam "bukanlah Makhluk
Pertama" dibumi, tetapi ia adalah "Manusia Pertama" dalam ajaran
Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya,
tapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah
dibumi, itu yang menjadi kegusaran para Malaikat.
"Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di bumi". Mereka bertanya (tentang
hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata):
"Adakah
Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat
bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa
bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?? Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya."
(Al-Baqarah 30)
Cuplikan
catatan dari sumber literatur 6
Kisah
umat yang dikutuk
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui
orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman
kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS. Al-Baqarah: 65)
Katakanlah, "Apakah akan aku
beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu
disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara
mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?" Mereka itu
lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah: 60)
Maka tatkala mereka bersikap sombong
terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya,
"Jadilah kamu kera yang hina.(QS.
Al A'raf: 66)
Di
dalam kitab tafisr Al Jami li Ahkamil Quran karya Al Qurthubi jilid 1 halaman
440, disebutkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata bahwa orang yang
dikutuk menjadi kera dan babi itu tidak hidup kecuali tiga hari saja.
Dan
telah jelas bahwa Allah SWT tidak mengubah manusia menjadi kera atau hewan
lainnya lalu bisa beranak pinak.
Memang ada bangsa atau suatu kaum yang pernah
dikutuk oleh Allah SWT menjadi kera. Keterangan tersebut sejelasnya disebutkan
di dalam salah satu firman Allah SWT:
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui
orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman
kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS Al-Baqarah: 65)
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap
apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, “Jadilah kamu
kera yang hina.” (SQ Al-A”raf: 166)
Dan benar bahwa mereka termasuk dari kalangan
bangsa Yahudi, yang hidup di masa lalu, jauh sebelum masa hidupnya nabi
Muhammad SAW. Namun para mufassir sepakat yang dikutuk menjadi kera bukanlah
seluruh bangsa yahudi. Hanya sebagian dari mereka saja yang demikian.
Bahkan para mufassir mengatakan bahwa kejadian
itu hanya menimpa penduduk suatu desa saja, yang hidup di tepi pantai, di mana
mata mencaharian mereka adalah menangkap ikan di laut. Allah telah melarang
mereka untuk menangkap ikan di hari Sabtu, karena hari itu adalah hari khusus
untuk beribadah.
Namun mereka melanggarnya, karena sengaja Allah
menguji mereka. Caranya, justru di hari Sabtu itulah ikan-ikan bermunculan
dengan jumlah yang sangat banyak, tapi di selain hari Sabtu terlarang itu,
ikan-ikan seolah lenyap dari laut.
Karena itulah sebagian dari penduduk desa itu
melakukan kecurangan. Yaitu mereka memasang perangkap pada hari Jumat sore
menjelang masuknya hari Sabtu. Pada hari Sabtu mereka tetap beribadah. Dan pada
hari Minggu, perangkap-perangkap itu telah dipenuhi ikan. Cara yang mereka
tempuh ini tetap dianggap sebuah pelanggaran juga. Dan oleh karenanya, mereka
yang melakukannya dikutuk menjadi kera yang hina.
Keterangan ini semakin jelas kalau kita
perhatikan ayat-ayat sebelumnya dari ayat tentang kutukan mereka menjadi kera.
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang
negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari
Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan mereka terapung-apung di
permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang
kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
(QS Al-A”rah: 163)
Ayat ini jelas sekali menyebutkan bahwa yang
dikutuk menjadi kera bukan semua bani Israel (Yahudi), melainkan sebagian di
antara mereka saja. Namun umumnya bani Israel memang tahu kisah tentang ini,
sehingga ayat ini meminta kepada nabi Muhammad SAW untuk menanyakan kisah
kutukan jadi kera kepada bani Israel.
Bahkan di ayat berikutnya, ada keterangan lebih
jelas lagi bahwa tidak semua penduduknya desa itu ikut jadi kera. Sebab ada
sebagian dari merka yang tetap masih taat tidak melanggar larangan hari Sabtu.
Mereka yang tidak dikutuk jadi kera ini adalah yang memberikan peringatan
kepada mereka yang melanggar larangan.
Maka tatkala mereka melupakan apa yang
diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari
perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang
keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS. Al-”raf: 165)
Nama Desa Tersebut
Kalau kita buka kitab tafir, misalnya Al-Jami”
li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurtubi rahimahullah, disebutkan bahwa
ada beberapa riwayat yang berbeda dalam menetapkan desa yang dimaksud. Menurut
Ibnu Abbas ra., Ikrimah dan As-Suddi, nama desa itu adalah Aylah. Dalam riwayat
lain menurut Ibnu Abbas juga, nama desa itu adalah Madyan. Terletak di antara
Aylah dan At-Thuur.
Sedangkan menurut Az-Zuhri namanya adalah
Thabariyah. Dan Qatadah serta Zaid bin Aslam mengatakan namanya adalah Maqnat,
yang terlewat di pantai negeri Syam.
Ke Mana Kera-kera Itu?
Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang
riwayat selanjutnya kera-kera itu. Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa
setelah berubah menjadi kera, mereka pun mati begitu saja dan punah. Sebagian
lagi mengatakan bahwa Allah dengan kekuasaan-Nya, mengembalikan lagi mereka ke
wujud semula.
Tetapi yang jelas, kera-kera itu tidak
berketurunan hingga sekarang ini. Dan yang pasti, tidak semua orang Yahudi
dikutuk jadi kera. Sehingga sampai hari ini kita masih menemukan mereka
berkeliaran sebagai bangsa laknatullah yang dimurkai, akibat ulah mereka.
Bahkan sehari 17 kali kita meminta kepada Allah SWT agar diberi petunjuk ke
jalan lurus, tidak seperti orang yahudi yang dimurkai Allah SWT.
Cuplikan sumber literatur 7
Manusia-manusia Raksasa dan Manusia-manusia kerdil
Abdullah bin Muhammad bercerita kepada kami bahwa, Abdur-Razaq bercerita
kepada kami dari Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurayrah r.a,
dari Rasulullah SAW bersabda: "Allah menciptakan Adam, tingginya
60 hasta" (H.R Bukhari, 8:246).
Dari Abu Hurairah ra. dati Nabi saw., beliau bersabda : “Allah menciptakan Adam, tingginya 60 hasta”. Kemudian Allah berfirman : “Pergilah, berilah salam kepada malaikat itu, dan dengarkan penghormatan keturunanmu”. Adam berkata : “Assalamu’alaikum (Semoga kesejahteraan tetap atasmu)”. Mereka menjawab : “Assalamu’alaika wa rahmatullah ( Semoga kesejahteraan dan Rahmat Allah atasmu) . Mereka menambah wa rahmatullah (dan rahmat Allah). Setiap orang yang masuk surga atas bentuk Adam. Penciptaan itu senantiasa berkurang hingga sekarang”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Penulis
: 60 hasta = 2700 cm atau 27 meter
Marion County, West Virginia adalah
wilayah dimana telah banyak ditemukan beberapa kerangka manusia raksasa yang
misterius. Penemuan-penemuan itu sudah berlangsung sejak abad 19. Diantaranya
pada 1850, para pekerja yang membongkar dasar sebuah gudang bawah
tanah di Palatine menemukan lubang
kuburan yang berisi dua kerangka manusia yang berukuran besar. Lalu pada
1875, pekerja-pekerja yang membangun sebuah jembatan di Rivesville,
sewaktu menggali suatu lapisan tanah liat padat menemukan tiga kerangka manusia
raksasa. Kemudian pada 1882, seorang arkeolog bernama F. M. Fetty tanpa
sengaja menjumpai sebuah gua, dimana di dalamnya terdapat kerangka manusia
raksasa dalam posisi duduk, bersama beberapa artefak batu dan batu api yang
berserakan di sekelilingnya. Dan pada 1883, di lokasi yang sama, James A.
Faulkner juga menemukan kerangka manusia raksasa. Dr. Samuel Kramer
dari Smithtown yang meneliti temuan tersebut menyatakan bahwa tingginya
adalah lebih dari 2,44 meter. Tidak disebutkan, apakah kerangka tersebut
berasal dari usia dewasa atau anak-anak. Di Glen Rose, Texas pada tahun
1930-an, ditemukan jejak-jejak kaki manusia berukuran besar yang beberapa
diantaranya beriringan dan tumpang tindih dengan bekas jejak dinosaurus.
Ukuran jejak terkecil adalah sepanjang 38,1 cm (diduga dibuat oleh manusia
bertinggi badan 2,53 meter) dan terbesar adalah sepanjang 54,61 cm (diduga
dibuat oleh manusia bertinggi badan 3,64 meter). Sedangkan di Alamogordo,
New Mexico, juga ditemukan 13 jejak kaki berukuran besar, masing-masing
berukuran panjang 55,88 cm. Jarak antar jejak kaki berkisar antara 1,22 meter
s.d 1,52 meter.
Manusia-manusia Kerdil (liliput)
Sejauh ini belum ditemukan bukti
kuat tentang adanya Manusia kerdil (liliput). Ihwalnya pertama kali muncul
dalam Catatan Taiping Guangji dari era Dinasti Sung (960 - 1279 M),
bab 480 dan 482. Diantaranya berisi tentang orang-orang bertinggi badan 3 inci
(7,62 cm) namun mampu berjalan dengan kecepatan tinggi hingga hampir seperti
terbang. Mereka tinggal di sebuah komunitas negara bernama Heming, yang
terletak di wilayah barat laut Lautan Xiuhai. Pada masa dinasti Wei
(386 - 543 M), sembilan orang manusia kerdil bertinggi badan 6 inci telah
terbawa hujan dan angin kencang hingga sampai ke pekarangan rumah penduduk
bernama Wang Zichong. Lalu mumi manusia kerdil, yang diawetkan dengan
lilin, pernah dimiliki oleh penduduk Tiongkok bernama Li Zhangwu.
Sedangkan perkembangan terbaru (era modern) di Taman Nasional Merubetiri,
Jember (Jawa Timur, INDONESIA), tim yang khusus dibentuk oleh pihak Taman
Nasional untuk menanggapi reaksi masyarakat sekitar yang menyatakan pernah
menyaksikan manusia-manusia kerdil berhasil menemukan jejak-jejak kaki kecil
yang ukurannya tidak lebih besar dari korek api gas. [Ket. Gbr: Perbadingan
jejak manusia kerdil dengan korek gas di TN Merubetiri, Jember, JAWA TIMUR].
Sumber:
1.
___. “A Historical Account of Tiny People in Ancient Chinese Records”. Minghui
Int. August 29, 2002.
2.
Cain, David. Serpent Mound Mysteries: Giants in Our Midst?. 1998.
3.
___. “Aktual: Misteri Manusia Kerdil di Balai Taman Nasional Merubetiri”.
Majalah Kartini no. 2085 hal 124-127
Pendapat Penulis :
Apakah
relasi/kaitannya antara cerita nisnas, umat yang dikutuk dan kisah tentang
manusia raksaksa dan manusia kerdil dengan pembahasan kita “Nisnas
dan Manusia Prasejarah berdasarkan teori Darwin dan hubungannya dengan islam”
Adakah kaitan bangsa Nisnas
dengan ditemukannya reaktor nuklir purba dan ditemukannya bekas radioaktif dari
perang nuklir dalam kisah mahabaratha di India, mengingat bangsa ini gemar
melakukan huru hara dan kerusakan besar dan melakukan perang besar? Dalam
sumber literatur 1 berkaitan kisah bangsa Nisnas, dikatakan bahwa Nisnas tidak
berwujud serupa manusia, karena dalam riwayat/literatur yang ada memberi
kesimpulan bahwa nisnas berasal dari golongan jin atau sebangsa dengan jenis
jin, sedangkan sumber dari Quran dan Hadist jelas membedakan antara malaikat,
jin dan manusia. Dimana manusia dan jin diciptakan untuk menyembahNya. Dan
dimana jin adalah makhluk tidak tampak atau dighaibkan keberadaannya dari
pengeliatan manusia, dengan kata lain dapatkah benda-benda peninggalan jin
dapat dilihat secara fisik oleh kebanyakan dari manusia. Apakah tabir ini,
penghalangan pengelihatan hanya pada satu sisi manusia saja, tidak berlaku terbalik
juga penghalangan penglihatan dari bangsa jin ke manusia. Hal yang juga perlu
diperhatikan bahwa apabila Nisnas yang diceritakan disini sebagai serupa
manusia makhluk ciptaan Allah SWT yang lain dengan konsep kenabian dan konsep
islam tersendiri yang menjadi khalifah awal di bumi sebelum khalifah manusia,
mengapa dalam peninggalan budayanya tidak dihilangkan sama sekali dari bumi
hingga bila hasil kebudayaan tersebut terlihat akanlah tercampur pemikiran
konsep dari dua jenis peradaban serupa kenabian manusia dan dua konsep dari
peradaban serupa islam. Pertanyaan lain yang timbul adalah bila Nisnas ini
adalah bukan dari 7 periode sebelum periode Bapak pertama manusia, melainkan
dari periode alam semesta sekarang ini, bukankah seharusnya mereka tidak punah
dan harusnya tersisa nisnas-nisnas ini untuk mengalami kiamat alam semesta yang
sama dengan manusia sekarang, lantas kemanakah gerangan mereka yang serupa
manusia ini? Keluar planetkah? Atau telah tercampur gen mereka dengan manusia
sekarang karena perkawinan dimana manusia sekarang hasil kaloborasi dua jenis
serupa manusia ini?
Dan bila 7 periode alam semesta tersebut
terpisah, tentu alam semesta mereka (nisnas-nisnas) dari tiap-tiap 7 periode
ini telah mengalami kiamat pula terlebih dahulu, bukan dari bumi dan alam
semesta ini, mereka harusnya punah secara keseluruhan. Karena tidak berada di
periode alam semesta ke 8. Namun bila nisnas ini adalah nenek moyang bangsa jin
sekarang tentunya mereka, bangsa nisnas tersebut akan merasakan kiamat yang
sama pula diakhir jaman alam semesta ini dengan jenis derita yang sesuai buat
mereka pula. Berarti nisnas yang punah adalah mirip kepunahan bangsa/suku dari
peradaban manusia periode nabi-nabi dimana seperti kisah-kisah umat nabi-nabi
terdahulu yang dimusnahkan, kemudian menyisakan bangsa-bangsa/suku-suku lainnya
hingga sekarang yaitu jenis jin-jin sekarang. "Dan
Kami telah menciptakan jin sebelum
(Adam) dari api yang sangat panas." (Al Hijr 15:27). Bukankah
di dalam literatur diatas ada disebutkan sisa bangsa jin dan nisnas sebelum
masa manusia (nabi Adam as) yang dibuang ke gunung-gunung dan pulau-pulau di
lautan diijinkan untuk tinggal di bumi dan di udara. Tidak tertutup kemungkinan
bahwa nisnas terdahulu yang hidup di bumi sebelum beralih kekhalifahan manusia
adalah bangsa jin juga.
Kisah mahabaratha sendiri adalah
kitab dari agama hindu di tulis pada abad ke-4 SM, berarti dari periode
nabi-nabi, risalah islam mengatakan bahwa 2 nabi terakhir adalah nabi Isa as
dan nabi Muhammad SAW, yang diantaranya keduanya tidak ada nabi dan sesudah
nabi Muhammad SAW adalah nabi palsu. Bila dihitung berarti masa sebelum 4 s/d 1
tahun sebelum masehi adalah masa dimana ratusan nabi-nabi silih berganti
datang, hingga bukan mustahil pembawa agama hindu, pembawa agama budha,
aristoteles, kong hu cu dan atau manusia-manusia terkenal lainnya sebelum awal tahun
masehi adalah bisa jadi salah satunya sebenarnya ada yang menjadi nabi pula, yang
dighaibkan dan tidak dikisahkan oleh Allah SWT di dalam nash dan yang hingga jaman
sekarang ajarannya menyimpang jauh dari aslinya. Apakah kisah mahabaratha ini
yang menceritakan kejadian tentang perang nuklir nyata atau hanya fiksi saja?
Mengapa di India ditemukan sebuah kawasan yang tercemar radioaktif? Bila kitab
ini adalah kumpulan tulisan dari umat-umat sebelumnya, tentu sebelumnya ada
literatur dalam bentuk tulisan yang mereka lihat atau ada cerita dari mulut
yang mereka dengar hingga dapat menuliskannya kembali kedalam kitab weda dalam
kisah mahabaratha, bila demikian adanya kejadian dalam kitab tersebut adalah
kejadian dalam periode nabi-nabi pula, bukan kejadian dalam periode tidak
diketahui. Masih menyisahkan tanda tanya benarkah ada perang nuklir dalam
periode nabi-nabi berdasarkan bekas radioaktif tersebut? Ataukah hanya kitab
ramalan tentang masa depan yang tercampur epic lokal?
Teori Darwin
Bila Nisnas dan hasil
peradabannya dikaitkan sebagai manusia prasejarah berdasarkan teori Darwin yang
bisa diartikan Nisnas di periode tidak diketahui ini adalah Nisnas dari jenis
serupa manusia namun juga berwajah dan berbadan serupa kera, maka kita
mendapatkan pertanyaan baru adakah teori Darwin itu sebuah kebenaran?, maka
penulis bercoba mengasumsikan berdasarkan pada nash, dimana ada menjelaskan
riwayat tentang adanya umat manusia yang di kutuk oleh Allah SWT yang
menyerupai kera dan babi, bila diikuti lebih jauh umat yang dimaksud yang
dikutuk ini salah satunya adalah umat dari bangsa yahudi, sementara umat yahudi
yang kita tahu diantara 12 suku yahudi ada 10 suku yang hilang, mungkinkah
salah satunya adalah dari suku-suku yang hilang ini dan yang lainnya akan
menjadi cikal bakal yajuj dan majuj (ada literatur cendikiawan muslim yang
memperkirakan yajuj dan majuj adalah keturunan bangsa yahudi yang hilang
tersebut dan ini berkenaan pula pada peralihan periode diktator ke periode
islam akhir jaman). Penulis ingin menjawabnya berdasarkan asumsi-asumsi yang
ada dan apakah ini sesuatu yang sengaja disembunyikan oleh segelintir manusia,
bahwa bilakah para arkeolog pernah mencari sisa-sisa peninggalan umat yang
dikutuk ini, yang dulunya tinggal didekat kawasan pantai bernama desa Aylah
atau desa Madyan, Terletak di antara Aylah dan At-Thuur yang berlatar belakang
keahlian sebagai nelayan ini. Kemungkinan para arkeolog ini menemukan bagian
kerangka manusia prasejarah mereka, manusia yang menyerupai kera dan sungguh
gen manusia kera ini akan mendekati gen manusia modern. Asiknya lagi akan
ditemukan hasil peradaban (artefak) mereka pula di sekitar daerah tersebut yang
nanti dibilang artefak manusia prasejarah (kera berjalan) yang padahal adalah
artefak saat mereka masih jadi manusia. Hanya 3 hari mereka menjadi kera dan
mati. Sementara itu adakah arkeolog yang menemukan kerangka manusia yang
menyerupai babi pula? Tentu akan membuat heboh bahwa seandainya ditemukan pula
manusia prasejarah yang menyerupai babi, akan terasa susah urutan manusia
prasejarah dari kera berjalan ke manusia modern dari teori Darwin
menjelaskannya.
Di dalam literatur islam banyak
yang menjelaskan umur umat tersebut setelah dikutuk lalu kemudian mati
berlangsung selama 3 hari dan tidak sempat untuk menyebar ke kawasan-kawasan
lainnya di dunia. Ini berarti timbul pertanyaan, arkeolog telah menemukan di
beberapa kawasan dan benua berbeda tentang manusia prasejarah berdasarkan teori
Darwin ini tentulah kerangka yang seharusnya berbeda-beda pula asal usulnya dan
bilakah kerangka-kerangka yang diakui tersebut adalah umat yang dikutuk berarti
akan menggugurkan nama manusia prasejarah karena pasti manusia prasejarah ini
adalah bagian umat manusia sejarah dari periode Nabi-Nabi, berarti pula banyak
hal menjadi tambah rancu pula. Namun bukankah umat yang dikutuk ini tidak
sempat menyebar ke lain daerah atau bersembunyi ke kawasan baru atau tertutup yang
tidak terjangkau manusia normal termasuk bersembunyi ke gua-gua dan atau
memencilkan diri di pulau-pulau, karena malu dilihat manusia normal lainnya dan
bukankah mereka hanyalah dari satu umat saja dan tentu dari satu massa (waktu)
saja jadi tidak dapat menjelaskan kerangka-kerangka yang ditemukan dikawasan
lainnya dan yang berbeda waktu pula hadirnya.
Katakanlah, "Apakah akan aku
beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu
disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara
mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?" Mereka itu
lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah: 60)
Seperti
yang dijelaskan diawal tulisan bahwa makna tersirat bisa lebih dari satu, makna
bagian dari ayat ini dapat pula bermakna “jenis pembalasan yang lebih mengerikan
dibandingkan pembalasan untuk orang fasik/munafik atau juga salah satu jenis
balasan dari orang yang berbuat fasik dan munafik dengan dikutuk menjadi serupa
binatang entah sifatnya atau fisiknya atau kedua-duanya”, atau “manusia yang
sifatnya dijadikan seperti sifat-sifat alam dari kera dan babi” atau pula
“manusia yang di kutuk berfisik dan berwajah menyerupai kera dan babi” dan
makna lainnya, bisa jadi semua benar, bisa pula salah satunya salah, bahkan
bisa jadi mengandung makna lain pula yang benar. bila dikontekkan dengan
manusia yang dikutuk berfisik dan berwajah menyerupai kera dan babi, dapat
dimaknai secara tersirat pula makna bagian ayat ini pula “orang-orang yang
lebih buruk pembalasannya”, “di antara mereka”,
“mereka lebih buruk tempatnya” dan “lebih sesat dari jalan yang lurus”.
Makna lain yang terkandung adalah bahwa ada beberapa manusia, menyatakan jumlah
(sebagian atau sebanyak orang-orang di dalam suatu suku atau beberapa kaum/suku/umat)
yang dikutuk oleh Allah SWT, dimana ada yang diserupakan kera saja, diserupakan
babi saja, atau diserupakan kedua-duanya. Orang-orang ini bertempat tinggal
buruk (lebih sesat dari jalan yang lurus) dan susah ditemui dari tempat yang
biasanya dilalui manusia umum, salah satu tempat persembunyian mereka itu
adalah goa-goa, puncak-puncak gunung yang terjal dan hutan rimba yang tertutup.
Apakah dapat bermakna seperti ini, namun penulis sarankan anda bertanya kepada
ahlinya. (pemaknaan asalnya sebenarnya tentang balasan buruk buat orang-orang
yang melebihi fasik dan munafik atau orang fasik dan munafik itu sendiri,
pembalasan ini bukan hanya bisa di dapat di dunia dengan menjadikan mereka
seperti kera dan babi dalam bentuk fisiknya juga atau pembalasan berupa
menjadikan sifat/watak mereka juga akan bisa menjadi seperti watak kera dan
babi dalam akhlaknya, sehingga bila demikian ditanamkam ke hati mereka agar
condong menjadi menyembahan sesuatu hal di dunia dengan variannya yang
bermacam-macam dalam kesyirikan, kesesatan ini akan sangat jauh dari kebenaran
hakiki dan balasan di akhirat adalah tempat yang termasuk paling buruk/dalam di
neraka). Penulis memberi dua makna, yang satu makna utama sedang yang lain
adalah sekedar makna teks untuk salah satu petunjuk tersirat, penulis percaya
bahwa makna teks dari nash meskipun itu terjemahan saja kadang dalam kenyataan
adalah bisa menjadi sesuatu petunjuk fakta/kebenaran di lapangan juga, banyak
contoh teks nash yang menyatakan fakta kejadian/peristiwa, sistem, metode, petunjuk
tempat, dsb. secara teks di lapangan yang terbukti benar (tugas saint yang
menterjemakan hal ini), penulis percaya satu ayat nash bisa dapat berdiri
sendiri, juga dapat melengkapi dengan ayat sesudah dan sebelumnya, dan juga
dapat saling mengisi dengan ayat, surat dan jus yang lainnya. Bukankah
kandungan Quran itu semesta alam tentu makna-maknanya semesta alam pula.
Jadi
pada periode nabi-nabi banyak kaum yang dimusnahkan dan banyak pula kaum yang
di kutuk, namun hanya beberapa saja yang diceritakan di dalam nash sebagai
contoh, pelajaran, hikmah dan perbandingan/acuan. Bila ini sebuah kebenaran
maka tentu di beberapa kawasan lain akan di jumpai manusia yang dikutuk
meyerupai kera tersebut dan ini terjadi di jaman manusia sejarah (periode
nabi-nabi) bukan jaman prasejarah. Pertanyaan lainnya: mungkinkah jaman nabi
Adam as adalah milyaran tahun yang lalu? Bila tidak apakah Tengkorak
Purba Berlubang bekas di Tembak itu adalah kera asli dan pengaruh alam yang menyebabkan?
Atau disebabkan nisnas allien, ataukah karena perpindahan waktu? Masih ingatkan
Anda akan penemuan jembatan penyeberangan berusia 30-15 ribu tahun lalu yang di
buat pasukan kera Hanoman yang di pimpin Sri Rama menuju ke Alengka, bila ini
sebuah kebenaran sejarah, apakah pasukan kera ini adalah cucu-cicit salah satu
umat yang di kutuk ataukah satu masa salah satu dari umat/bangsa yang dikutuk
itu sendiri? Dari masa jauh sebelum atau sesudah bangsa yang dikutuk tersebut dan
mengapa mereka bisa berkembang, tidak mati 3 hari kemudian setelah mengalami
kutukan tersebut? Dan apakah gambaran pada peninggalan dari peradaban Mesir
kuno, Manusia berwajah anjing juga merupakan gambaran dari individu-individu
atau bangsa-bangsa/kaum-kaum yang di kutuk pula menyerupai anjing namun masih
mempunyai kekuasaan dalam masyarakat peradaban manusia normal, demikian pula
manusia dengan kemiripan binatang lainnya apakah hasil dari kutukan tersebut
pula ataukah transformasi dari bangsa jin (Nisnas di bumi yang serupa jin) yang
tersisa, benarkah bangsa jin (Nisnas di bumi yang serupa jin) menyerupai
berwajah binatang.
Mengenai bangsa nisnas ini,
penulis tidak berani mengambil
kesimpulan yang pasti berkenaan kaitannya dengan sudut pandang islam, karena
literatur/riwayat ini, penulis tidak tau seberapa sahih, perlu reverensi dari
sejarawan islam dan literatur buku-buku islam yang ada. Tapi penulis akan mencoba menjawab dengan
melanjutkan asumsi yang ada
Untuk menggugurkan teori Darwin
terhadap evolusi kera ke manusia, hingga jelas bahwa kerangka-kerangka tersebut
adalah kerangka manusai sejarah (periode nabi-nabi), Penulis menyarankan untuk
bagian anda ahli arkeologi :
- menyelidiki dan menemukan daerah dan
peninggalan kaum yang dikutuk tersebut
-
meneliti gen mereka dan hubungannya dengan gen manusia sekarang, juga
termasuk gen yang menghubungkan ke kaum yahudi, apakah ada kesinambungan
- mengambil acuan perbandingan gen
untuk membedakannya dan menyamakan dengan kerangka serupa yang mirip kera
(manusia prasejarah lain yang berbeda jenisnya), apa banyak perbedaan
- membandingkan dengan gen dari
kera dan monyet asli, sebab bukan mustahil evolusi monyet dan kera asli telah
terjadi jutaan/milyaran tahun lalu pula, dimana variannya ada yang sangat besar
dari jaman sekarang, dan disalahartikan hingga dianggap dalam teori Darwin
masuk sebagian dari evolusi kera ke manusia, padahal bukan rangka manusia melainkan
rangka kera asli
- menemukan rangka manusia yang
menyerupai babi
0 komentar:
Posting Komentar